Jumat, 03 April 2009

Mengenal Jamur Konsumsi

Jamur konsumsi adalah jamur yang tidak berbahaya untuk di konsumsi oleh manusia, malah banyak mengandung protein yang bermanfaat bagi tubuh. Kalau selama ini kita banyak mengenal sisi negatif dari jamur saatnya sekarang kita mengupas sisi positifnya. Bahkan dari jamur bisa menghasilkan uang bagi kita jika kita serius menggeluti budidaya jamur konsumsi.

Mengapa saya berkata demikian, karena sekarang ini kebutuhan akan jamur konsumsi di masyarakat terus meningkat dikarenakan kesadaran masyarakat akan sayuran organik yang semakin baik. Selain itu pasokan jamur di Indonesia masih terbilang kurang sehingga ada peluang bagi kita untuk masuk ke dalamnya sebagai produsen.

Ada 3 jenis jamur konsumsi yang sekarang ini banyak sekali permintaannya di pasaran. Pada kesempatan ini saya mencoba uraikan satu persatu tentang jamur konsumsi.

Jamur Kuping

Mempunyai nama latin Auricularia sp, bentuknya menyerupai kuping manusia sehingga disebutlah sebagai jamur kuping. Jamur jenis ini yang sekarang saya budidayakan. Pada saat panen ukuran dari jamur ini bisa berdiameter sampai 8 cm. Jamur ini sangat mudah untuk di budidayakan di seluruh wilayah indonesia karena dapat hidup pada range suhu yang lebar (16-36 C) tetapi akan tumbuh ideal pada suhu 26-28 C.

Selain suhu faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kelembaban udara. Pada saat pembentukan miselium (benang halus berwarna putih seperti yang ada pada tempe)memerlukan kelembaban udara sekitar 60-75 % dan kadar O2 yang tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan saat ketika kita menumbuhkan tubuh buahnya, jamur jenis ini memerlukan kelembaban udara 80-90 % dengan kadar O2 tinggi.

Jamur ini bisa dipanen setelah umur dari tubuh buahnya mencapai 1 bulan. Bisa dijual dalam kondisi basah maupun kering. Masa panen bisa sampai enam kali dari pengalaman petani di sekitar tempat saya, karena saya sendiri baru mau panen yang ke-3.

Jamur Tiram

Jamur ini dalam bahasa latin disebut pleurotus sp, bentuknya seperti cangkang tiram (bulat melengkung), untuk mudahnya disebut sebagai jamur tiram. Diameternya bisa mencapai 3-15 cm.

Sama seperti jamur kuping, jamur ini juga bisa dibudidayakan di seluruh wilayah indonesia, tidak hanya di dataran tinggi namun di dataran rendah pun juga bisa dibudidayakan.

Pada fase pembentukan miselium jamur tiram membutuhkan suhu ideal 22-28 C dan kelembaban udara 60-80%. Sedangkan pada saat menumbuhkan tubuh buah diperlukan suhu yang lebih rendah 16-22 C dan kelembaban udara 80-90 %. Diperlukan juga sirkulasi udara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan O2

Jamur ini bisa dipanen setiap 4-5 hari sejak pembentukan tubuh buah. Masa panen bisa berlangsung sampai 4 bulan setelahnya. Sayangnya jamur ini tidak bisa bertahan lama sehingga membutuhkan pemasaran yang cepat.

Jamur Merang

Disebut jamur merang karena biasa tumbuh alami pada media merang. Mempunyai nama latin volvariella volvacea. Salah satu nama latin yang masih saya ingat dari SMP sampai sekarang.

Jamur ini berbeda dengan yang sudah disebutkan di atas karena justru akan tumbuh baik pada suhu yang relatif tinggi yaitu 32-38 C. Kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar 80-90% dan kecukupan O2 sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur jenis ini. Sulit kita temuka di daerah pegunungan karena syarat tumbuhnya tidak terpenuhi.

Jamur ini dipanen sebelum mencapai ukuran maksimal, kira-kira sekitar 10 hari setelah bibit ditebarkan. Periode panen mencapai 1 bulanan dengan interval 5-7 hari sekali.

Nah silahkan dipilih sendiri jenis jamur apa yang kira-kira cocok dijadikan sebagai usaha. Kondisi lingkungan sangat berpengaruh sehingga kita harus paham benar dengan kondisi dimana jamur itu nanti akan di tumbuhkan. Sebagai alat bantu mungkin kita bisa menyediakan thermometer dinding dan higrometer akar kita mudah merespon perubahan cuaca yang tiba-tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Home Design Idea | Home Furniture | Gadget News | Daily Architecture | Buy Cheap Tablet