Jumat, 25 Desember 2009

Panen ke-3 Kumbung Kapasitas 2500

Tanggal 10 Desember 2009 kemaren saya kembali melakukan panen jamur kuping. Panen kali ini adalah panen yang ketiga. Dan Alhamdulillah hasil yang diperoleh masih sesuai dengan target. Sebanyak 257 kg hasil panen jamur kuping basah berhasil dipanen. Namun sayang harga pada waktu itu lagi jeblok. Per kilogramnya hanya dihargai Rp. 5000. Tapi tetap disyukuri karena genap di panen ketiga ini modal pembelian baglog sebesar Rp. 3.750.000 sudah kembali. Malah ada lebihnya sedikit.

Jadi tambah semangat nih menekuni bisnis ini. Bayangkan dengan kondisi harga yang kurang bagus saja masih bisa meraup untung. Tapi tentu saja dengan usaha yang extra keras dan saya tidak melupakan faktor Allah SWT.

Target panen keempat saya turunkan menjadi 200 kg saja, karena nutrisi di dalam baglog sudah mulai berkurang. Kalau melihat kondisi baglog mungkin masih bisa dipanen sampai panen keenam.

Berminat menjalin kerjasama, silahkan tinggalkan pesan
Selengkapnya...

Sabtu, 05 Desember 2009

Hasil Panen Kumbung Kapasitas 2500 Baglog

Karena kesibukan offline saya yang begitu menyita waktu, lama sekali saya tidak mengupdate perkembangan usaha budidaya jamur kuping saya. Karena setelah lebaran kemaren setiap bulan saya harus bolak-balik Bontang-Jogja untuk urusan perusahaan. Meskipun saya sempatkan untuk melihat sendiri perkembangan kumbung saya di kampung, namun baru kali ini saya dapat menulisnya dalam blog.

Panen pertama disertai sedikit masalah, bukan dari hasil panen jamur kupingnya tapi masalah dengan pembuat baglog jamur kuping yang seharusnya membeli hasil panen saya. Hasil panen sendiri melebihi target yang saya tetapkan yaitu sebesar 250 kg jamur kuping basah. Setelah membuat janji dengan penyuplai baglog, panen pertama dilakukan oleh keluarga saya. Namun pada hari yang sama, hasil panen tersebut tidak langsung diambil, alhasil hasil panen harus disimpan sehari dirumah saya. Karena tidak langsung diambil maka oleh kakak saya di alasi dan ditutup dengan daun pisang.

Esok harinya ketika akan mengambil hasil panen pertama saya, terjadi salah paham dimana saya dituduh menyiram jamur kuping tersebut dengan air. Meskipun saya sudah menerangkan bahwa saya tidak mencuri timbangan dengan cara seperti itu. Karena tetap tidak mencapai titik temu, saya putuskan untuk mengeringkan hasil panen tersebut dan memutuskan untuk tidak menjalin kerjasama lagi dengan penyuplai baglog tersebut.

Mungkin pelajaran yang bisa diambil oleh pembaca disini adalah kembangkan networking dan jangan tergantung pada satu penyuplai. Alhamdulillah saya sudah berhasil mengatasinya, karena memang kerjasama yang saya bangun tidak hanya dengan satu penyuplai baglog saja.

Setelah seluruh hasil panen dikeringkan didapat total jamur kuping kering sebanyak 28.5 kg. Sayangnya ketika itu harga jamur kuping jatuh. Terpaksa saya harus menawarkan ke banyak orang yang membutuhkan jamur kuping kering, baik dalam jumlah besar maupun kecil asalkan harga jualnya cocok.

Sampai panen kedua saya belum berhasil menjual seluruh hasil panen jamur kuping yang pertama. Namun panen jamur kuping yang kedua sudah ada yang mau mengambil seluruhnya dalam kondisi basah. Bahkan ketika melihat kualitas jamur kuping kering saya, total 25 kg jamur kuping kering saya diambil juga. Tentunya dengan harga yang sudah sedikit membaik.

Panen kedua juga cukup menggembirakan, target 300 kg jamur kuping basah terlewati. Tentu saja ini berkat berkah Allah SWT dan kerja keras kami dalam mengelola budidaya jamur kuping tersebut. Dari kedua panen tersebut modal pembelian baglog saya sudah kembali sekitar 75%. Dan harapan saya sudah bisa seratus persen di panen ketiga yang rencananya pada tanggal 10 Desember 2009 ini.

Target panen ketiga ini masih saya patok diangka 300 kg, karena secara visual kondisi baglog masih bagus. Masih terasa padat ketika saya pegang. Namun pada masa pertumbuhan jamur kuping yang ketiga ini saya menghadapi masalah dengan serangan hama yang bergantian. Semula baglog-baglog di kumbung saya diserang rayap. Tidak hanya miselium yang rusak tapi grajen-nya (serbuk gergaji) juga habis dimakan. Beruntung serangan hama ini masih terbilang awal dan bisa di atasi dengan anti serangga. Begitu rayap hilang ganti cacing yang datang. Cacing ini menyerang miselium dari jamur kuping, sampai baglog terlihat tidak ditumbuhi lagi oleh miselium dan tampak hanya grajen (serbuk gergaji) yang diplastiki. Lagi-lagi serangan tersebut belum parah dan menyebar, karena memang kami mencurahkan perhatian setiap hari untuk memantau baglog-baglog kami.

Tentang hama ini mungkin saya akan menulis lebih detail di posting berikutnya, juga cerita mengenai perkembangan proyek kumbung jamur dengan kapasitas 10.000 baglog jamur. Berhubung sekarang saya sudah mengantuk kita sambung lagi lain waktu.
Selengkapnya...

Jumat, 30 Oktober 2009

Rincian Biaya Pembuatan Kumbung Jamur 2500 Baglog

Hari ini saya sempatkan untuk membuka kembali catatan pengeluaran ketika saya membuat kumbung jamur dengan kapasitas 2500 beberapa bulan lalu. Semoga bisa memberikan gambaran jelas kepada para pembaca. Harga yang saya cantumkan adalah harga di tempat saya yaitu di Dsn. Krakal Mukti, Sruwen, Tengaran, Kab. Semarang




Harga di atas belum termasuk biaya untuk membeli 2500 baglog. Harga normal tiap baglog jamur dikirim sampai ke kumbung adalah 1500/baglog. Harga segini sudah termasuk garansi jika ada baglog yang mati sebelum di sobek dan bimbingan ketika melakukan sterilisasi kumbung, penyobekan pertama, penyiraman, pemanenan dan perawatan setelah panen.

Alhamdulillah panen pertama sudah saya lakukan, dan hasilnya sesuai dengan target yaitu menghasilkan 2,5 kwintal jamur basah. Karena ada sedikit masalah dengan penyedia baglog, saya putuskan untuk mengeringkan saja hasil panen tersebut. Dan untuk panen selanjutnya saya tidak menjual lagi kepada penyedia baglog tersebut.

Sedikit tips bagi Anda, pastikan bahwa Anda sudah mempunyai channel yang siap membeli hasil panen Anda lebih dari satu orang. Jika ada sedikit masalah Anda tidak akan kebingungan untuk menjual hasil panen Anda.

Berikut saya sertakan gambar jamur kuping kering yang sudah di pack



Selengkapnya...

Proyek 10.000 Baglog

September 2009 kemaren saya mendapatkan patner usaha yang mau memberikan modal Budidaya Jamur Kuping. Tidak tanggung-tanggung, tanpa mengajukan proposal hanya dari pembicaraan singkat, tentu saja didasari atas rasa kepercayaan yang tinggi, teman saya bersedia memberikan modal hampir mencapai 30 Juta.

Termin pertama pemberian modal sebesar 15 Juta langsung saya gunakan untuk membangun kumbung dengan kapasitas 10.000 baglog. Berhubung saya tidak mempunyai tanah kosong yang cukup untuk membangun kumbung tersebut maka saya harus menyewa lahan seluas 250 M2 selama 5 tahun.

Proyek pembangunan kumbung tersebut masih dalam proses dan saya akan share sedikit fotonya disini. Untuk perhitungan biaya yang terpakai dalam pembangunan tersebut akan saya share setelah semuanya selesai, sehingga bisa memberikan gambaran kepada teman-teman pembaca jika tertarik untuk memulai usaha budidaya Jamur Kuping


















Selengkapnya...

Senin, 26 Oktober 2009

Fakta Tentang Jamur Kuping



Berikut ini beberapa fakta mengenai Jamur Kuping (Auricularia sp) yang diambil dari berbagai sumber :

Jamur kuping mempunyai rasa hampir menyamai kelezatan daging, akan tetapi lemak jamur kuping jauh lebih rendah sehingga lebih sehat untuk di konsumsi. Selain itu kandungan protein jamur kuping lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain yang berasal dari tanaman. Untuk mudahnya lihatlah komparasi berikut ini;


Dalam %

Sumber : Budidaya Jamur oleh H. Parjimo & Drs. Agus Andoko

Jamur kuping mempunyai lendir yang dipercaya oleh orang Tionghoa bisa meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan aliran darah, menurunkan kadar kolestrol, dan menetralkan senyawa-senyawa toksik atau racun yang terkandung dalam bahan sayuran lain ketika dimasak bersama-sama.

Jamur kuping mempunyai lingkungan tumbuh yang ideal pada suhu 26-28 C, akan tetapi masih bisa tumbuh pada range suhu 16-36 C. Kelmbapan udara harus dijaga pada kisaran 80-90% pada masa pertumbuhan tubuh buahnya.

Selengkapnya...

Minggu, 18 Oktober 2009

Snapshoot Kumbung Jamur Saya

Lebaran tahun ini kebetulan saya mudik ke kampung halaman saya di Jawa Tengah. Tempat dimana saya memulai usaha budidaya Jamur Kuping. Perasaan exciting untuk segera melihat sendiri perkembangan usaha tersebut sudah terasa sejak H-7, hehehehe seperti liputan mudik saja. Tapi memang cukup beralasan,karena selama ini saya hanya menerima laporan lewat telpon dan sms dari orang rumah yang mengurus budidaya tersebut.

Ketika saya pulang baglog jamur saya memang sudah 2 minggu tumbuh daun buahnya. Senang rasanya melihat jamur-jamur segar tumbuh di baglog kumbung saya. Setiap hari saya sempatkan untuk menyirami sendiri meskipun masih dalam suasana idul fitri. Benar-benar kegiatan yang menyenangkan dan bisa menghilangkan stress.

Untuk memperjelas cerita saya di atas, maka saya mengambil beberapa foto dari jamur kuping dan kumbung saya.





















Selengkapnya...

Minggu, 16 Agustus 2009

Budidaya 2500 Baglog Baru di Kumbung Baru

Awal Agustus 2009 ini pesanan 2500 baglog jamur kuping saya selesai dibuatkan. Sesuai perjanjian penyelesaian pembayaran harus segera dilakukan sebelum baglognya dikirim ke tempat saya. Kumbung sudah lama siap akan tetapi sterilisasi sebelum di huni oleh baglog baru harus dilakukan. Saya menggunakan formalin untuk mensterilkan kumbung baru. Dan ini semua saya dapatkan gratis dari penyedia baglog sebagai salah satu service penjualan.

Saya ingin serius dalam mengarap kumbung jamur ini. Tidak seperti percobaan sebelumnya yang terkesan seadanya. Tanpa sterilisasi dan tanpa kumbung yang standar, hanya memanfaatkan gudang kosong di rumah saya. Beruntung saya masih bisa meraih sedikit keuntungan meskipun hasil panen belum maksimal. Sedikit flashback beberapa bulan yang lalu, baglog jamur saya kena krepes, salah satu hama yang paling di takuti oleh petani jamur. Daun buah jamur kuping saya juga tidak bisa lebar dan tebal karena kurangnya sirkulasi udara. Dari pengalaman tersebut saya mencoba memperbaikinya dengan membuat kumbung yang representatif.

Baglog-baglog tersebut di tata bertumpuk dalam sebuah rak yang dibuat oleh kakak saya. Dan ternyata kumbung yang kemaren dibangun hanya pas untuk 2500 baglog saja. Sehingga bulan depan setelah lebaran saya harus membuat kumbung lebih besar lagi dengan kapasitas 5000 baglog. Ya karena saya sudah ingin serius menekuni usaha ini. Bahkan temen-temen saya sudah berminat untuk menanamkan uangnya untuk ikut usaha budidaya jamur ini. Bahkan tanpa membuat proposal saya sudah mendapat 2 orang investor yang serius. Hanya saja saya masih mengutamakan pembangunan kumbung baru dengan uang saya sendiri dulu, baru mengusahakan keinginan 2 temen saya tersebut.

Kendala yang saya hadapi saat ini adalah lahan yang terbatas dan bahan baku bambu yang sudah semakin jarang jumlahnya. Kalaupun ada harus berebut dengan makelar yang sering memborong bamboo di tempat kami. Sehingga kocek yang harus dirogoh menjadi lebih dalam. Namun dengan membaiknya prospek jamur kuping ini saya yakin, keuntungan yang lumayan besar masih bisa diraih.

Harga jual jamur kering saat ini mencapai 41 ribu per Kg. Sedikit kabar yang membuat saya lebih bersemangat dan optimis. Baglog baru ini mungkin sudah bisa ditumbuhkan jamurnya sekitar satu bulan ke depan dan panen diharapkan bisa dilakukan dua bulan dari tanggal dimana baglog dimasukkan ke kumbung. Kira-kira awal Oktober perkiraan saya.

Lebaran ini saya berencana mudik sehingga nanti bisa melihat langsung kondisi kubung saya. Oleh-oleh foto akan saya hadirkan disini untuk memberikan gambaran yang lebih real. Semoga apa yang sudah saya usahakan ini bisa memberikan inspirasi bagi orang lain. Amien
Selengkapnya...

Minggu, 05 Juli 2009

Kalau Panen Jamur Kuping Tidak Bisa Bersamaan Jual Kering Saja

Kabar baik bagi petani Jamur Kuping sepertinya bakal berlanjut. Barusan saja saya dapat sms dari kakak saya dirumah kalau Jamur Kuping kering saya sudah terjual. Harganya juga mengalami kenaikkan Rp. 1000/Kg kering menjadi Rp. 33.000/Kg. Tentunya hal ini membawa angin segar bagi petani jamur, terutama bagi mereka yang hasilnya masih sedikit.

Saya sendiri saat ini masih mengalami kesulitan, dimana 500 baglog baru saya tidak bisa tumbuh dengan seragam. Alhasil memerlukan perhatian ekstra untuk menentukan apakah jamur kuping tersebut sudah layak dipanen apa belum.

Saya sendiri belum tahu pasti penyebabnya. Yang jelas panen saya tidak bisa dijadwalkan. Seminggu sekali pasti ada yang dipetik tapi memang tidak banyak. Karena pengepul hanya mau untuk membeli jamur basah minimal 50 Kg, maka saya mensiasatinya dengan mengeringkan jamurnya. Butuh sedikit tenaga ekstra untuk menjemur jamur hasil panen di bawah terik matahari. Tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan panen dan investasi saya.

Hari ini saya sudah menjual jamur kering saya. Memang sengaja sebelum pemilu, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Pemilu 8 Juli 2009. Harapannya siy aman-aman saja sehingga tidak berefek pada usaha Jamur saya

Nah jadi buat petani yang mengalami masalah yang sama dengan saya, jangan khawatir lagi sekarang. Tinggal keringkan saja hasil panen hari ini, simpan sambil menunggu yang lain siap panen. Kalau sudah dianggap banyak dijual saja ke pengepul

Selamat Mencoba

Selengkapnya...

Sabtu, 04 Juli 2009

Harga Jamur Mengalamai Kenaikan

Kabar gembira tentunya bagi petani jamur, termasuk bagi saya. Ya hukum ekonomi berlaku di bisnis apa saja. Ketika permintaan meningkat dan suplai cenderung tetap maka harga akan meningkat. Memang kenaikannya hanya Rp. 500 per Kg jamur basah, tapi jika dilihat dari harga dasarnya yang semula Rp. 6000/ Kg maka kenaikan ini mencapai 8.33%.

Baru kerasa kan besarnya. Tantangan bagi saya untuk meningkatkan panen jamur saya. Nah kemaren saya membaca informasi kalo ekstrak air kelapa bisa memberikan nutrisi bagi jamur saya. Dari penulisnya mengklaim bahwa hasil panen bisa meningkat sampai 70%.

Saya akhirnya mencoba untuk mengimplementasikan pada baglog saya. Saya mencoba menyuntikkan 5 ml air kelapa ke baglog jamur. Semoga hasilnya bisa terlihat beberapa minggu ke depan.

Informasi lain menyebutkan, kalo fermentasi dari buah-buahan juga bisa memberikan nutrisi tambahan ke baglog jamur.

Saya memang mencoba tidak menggunakan bahan-bahan kimia, karena pertanian yang saya kembangkan adalah pertanian organik.

Untuk bahan buah-buahan saya masih harus mencari informasi lebih lanjut, cos infonya masih minim...

Ada yang tau lebih banyak, bisa sharing dong disini....
Selengkapnya...

Jumat, 12 Juni 2009

Update Kumbung Jamur

Setelah menunggu satu bulan lebih akhirnya kumbung saya jadi. Dengan modal yang minim saya berusaha membuat kumbung dengan kapasitas 2500 baglog. Memang agak lama karena saya benar-benar mencari harga yang paling murah untuk kebutuhan pembuatan kumbung saya. Total semua pengeluaran saya untuk pembuatan kumbung tersebut mencapai 2,5 juta.

Untuk jamurnya sendiri membutuhkan dana sekitar 3,5 juta. dan baru bisa diambil 2 bulan mendatang. Lagi banyak pesanan baglog katanya. Sebenarnya 1,5 bulan juga sudah bisa jadi, tapi saya sedikit beresiko ketika miselium dari jamur belum kelihatan tumbuh d baglog yang saya beli. Mending nunggu sedikit lebih lama tapi cukup mengurangi resiko.


Sembari menunggu yang bisa saya persiapkan adalah memberikan desinfectant untuk strerilisasi kumbung. Agar nantinya masalah hama yang pernah saya alami tidak terulang lagi, sehingga kerugian akibat hama tidak akan bertambah.

Oke mungkin baru segini yang bisa saya update tentang usaha jamur saya.
Lanjutannya akan segera di posting jika sudah ada progress baru

WISH ME LUCK
Selengkapnya...

Jumat, 22 Mei 2009

Diversifikasi Usaha, Tapi Masih Tentang Jamur

Setelah berusaha mencari pembeli yang mau membeli hasil panen saya lebih tinggi, dan akhirnya dapat, maka saya sedikit mempunyai harapan dengan rencana saya untuk memperluas usaha saya di bidang perjamuran. Dengan selisih harga yang lumayan maka saya menjalin kerjasama dengan orang tersebut.

Berhubung kumbung belum jadi dan panen saya masih bermasalah sehingga sampai sekarang saya belum bisa menyuplai hasil panen jamur kering saya. Sehingga ini memaksa saya untuk memutar otak untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan. Akhirnya saya putuskan menjadi pengepul jamur basah, untuk selanjutnya saya keringkan untuk saya jual ke Solo.

Resminya kemaren saya mulai membeli hasil panen teman-teman saya di kampung. Kalo dulu saya bersama-sama mereka hanya menjual hasil panen, sekarang saya membeli panen mereka untuk saya jual kembali di Solo. Kadang saat kita terjepit, kita dapat ilham untuk memanfaatkan peluang.

Semoga semuanya lancar sehingga perekonomian keluarga besar saya bisa terangkat. Dan pada saatnya nanti saya akan pensiun dini untuk lebih memfokuskan pada usaha jamur ini.

Selengkapnya...

Perkembangan Kumbung Jamur Saya

Proyek ini sebenarnya sudah mulai dari awal bulan Mei 2009. Targetnya akhir bulan ini rampung namun apadaya, masih jauh dari kenyataan.

Dengan anggaran yang mepet saya mencoba memaksimalkan pembuatan kumbung ini. Saya memutuskan untuk menggunakan bahan-bahan yang murah. Bambu saya pilih untuk konstruksi rumahnya. Minggu ini semoga semua bambu sudah bisa dipindahkan ke lokasi, pusing juga akhir-akhir ini bambu susah dicari. Masih terlalu muda atau mau digunakan sendiri oleh pemiliknya, begitu alasan yang selalu di katakan pemilik bambu. Dan ini juga menjadi salah satu penyebab target pembuatan kumbung ini molor.

Untuk atapnya saya mau memakai genting, tapi cari yang murah alias memakai genting bekas. Tapi sekali lagi susah juga mencari genting bekas, kalo ada harganya masih terbilang mahal. Ga beda jauh dengan genting baru. Akhirnya saya putuskan untuk memikirkan masalah genting belakangan. Yang penting konstruksi jadi dulu.

Sekarang ini yang sudah dilakukan barulah menyiapkan bidang tanah ukuran 6x6 M2, dan proses penebangan bambu serta relokasi bambu ke lokasi pembuatan kumbung. Minggu depan diharapkan sudah bisa mulai konstruksinya.

Selengkapnya...

Ternyata 500 baglog saya cukup mengecewakan

Masih berlanjut kesulitan saya dalam mengelola budidaya jamur, setelah hama yang menyebabkan panen jeblog sekarang saya kembali dihadapkan dengan masalah yang lumayan serius. Bahkan saya terancam tidak balik modal, untuk baglog saya yang ke-2. Kenapa bisa begitu???

Begini ceritanya, 500 baglog ke2 saya ambil dari produsen yang berbeda. Semula saya mengira baglog ini akan lebih bagus dari 500 baglog yang pertama. Karena sejak beli sudah tumbuh miselium 50%, sehingga asumsinya akan cepat menghasilkan dan kemungkinan gagal tumbuh juga kecil.

Tapi semua tidak sesuai dengan dugaan saya, baglog saya tumbuh tidak wajar, karena sempat kena hama, panen pertama gagal total dan sekarang ini jamur yang tumbuh tidak seragam dan tidak bisa besar-besar. Alhasil panen tidak bisa serentak dan hasil timbangan panennya juga tidak banyak.

Sejak februari 2009 saya baru memperoleh panen 10 kg sehingga masih jauh dari BEP. Paling tidak saya masih punya harapan sampai nanti baglog saya ini sudah tidak bisa menumbuhkan jamur. Kalopun rugi paling tidak jangan banyak-banyak. HEHEHEHEHEHe
Selengkapnya...

Kamis, 07 Mei 2009

HMMM....Kenapa Panen ke-4 ngedrop sekali

Hanya 17 Kg hasil panen saya yang ke-4, dan merupakan perolehan yang paling buruk. Dengan harga 6000/kg (jamur basah)maka saya hanya terima 102ribu. Memang masalah hama tungau belum sepenuhnya bisa dibasmi. Mereka masih saja selalu datang dan merusak usaha saya. Please deh ah...

Begitu mungkin yang dikatakan anak gaul sekarang. Seolah-olah hama tersebut tidak senang dengan saya jika hasil panen jamurnya bagus. Jadi paranoid niy untuk memulai rencana saya yang lebih besar kemaren. Habisnya sudah empat bulan tapi hasilnya belum memuaskan. Baru balik modal untuk pembelian 500 baglog yang pertama.

Tapi sudah terlanjur basah, mau gimana lagi??? Mungkin harus lebih hati-hati ke depannya. Yang jelas sterilisasi kumbung harus dijaga. Kalo sekarang ini kan masih jadi satu dengan rumah saya, jadi sterilnya jamur masih belum bisa baik. Alhasil ada hama yang selalu muncul dan muncul lagi

Pusing deh.......
Selengkapnya...

Rabu, 29 April 2009

Ekspansi Usaha Jamur Kuping

Setelah mempunyai 1000 baglog dan merasa cocok dengan usaha ini, maka saya putuskan untuk melakukan ekspansi. Rencananya saya akan memanfaatkan lahan kosong di belakang rumah saya untuk membuat kumbung.

Butuh kurang lebih dana sebesar 8 juta untuk membuat kumbung ukuran 6 x 12 m serta membeli 2500 baglog tambahan. Berhubung dana lagi tipis maka saya berniat melakukannya secara bertahap.

Saya berani memperbesar skala usaha jamur ini karena saya sudah mendapat channel untuk memasarkan panen jamur (kering) saya dengan harga yang lebih tinggi di daerah sukoharjo.

Selisih harganya yang diberikan cukup lumayan, jadi ini sedikit membantu saya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Selain itu saya juga mempunyai 2 cadangan pembeli, meskipun harganya lebih murah akan tetapi menjamin panen saya laku untuk dijual dan tidak membusuk karena terlalu lama tidak laku.

Modal saya yang pertama mungkin sudah akan kembali dan sedikit untung malah jika panen ke-4 bulan depan berhasil. Yah... lumayan untuk tambahan menutupi kebutuhan dana yang cukup besar.

Dari hitungan kasar ekonomi, dengan modal di atas saya akan mencapai BEP dalam waktu 10 bulan, tentu saja dengan asumsi harga jamur dan jumlah panen selama 10 bulan tersebut stabil.

Rencana ke depan saya akan menjadi pengepul untuk membeli jamur basah dari petani setempat, kemudian menjualnya dalam bentuk kering. Margin yang didapat bisa mencapai 5000/kg jamur kering

Selengkapnya...

Kamis, 23 April 2009

Urgently Required...

Saya baru merasakan betapa sulitnya menjadi petani yang tidak mempunyai network untuk menjual hasil panennya. Ya tergantung pada satu orang tengkulak kembali lagi ke jaman monopoli VOC. Tidak mempunyai pilihan daripada hasil panennya tidak laku.


Salah satu jalannya harus keluar dari sistem ini dan menjalin networking. Networking seperti apa? Networking yang dibangun atas dasar saling menguntungkan, sehingga membawa kita keluar dari masalah di atas.

Tidak mudah tapi harus tetap diusahakan, kalo mau berada pada kondisi yang lebih baik.
Sekarang ini saya butuh sekali mitra yang mau membeli hasil panen saya dengan harga yang lebih layak. Kemitraan yang saya janjikan adalah kualitas dan suplai yang kontinyu.

Bagi pembaca yang berminat untuk melakukan kerjasama dengan saya, bersedia menampung hasil panen saya, silahkan meninggalkan kontak dan komentar di blog ini
Selengkapnya...

Rabu, 08 April 2009

41 KG hasil dari panen ke-3

Sehari menjelang pemilu legislatif saya melakukan panen jamur kuping saya yang ke-3. Bukan di pas-pasin tapi memang sudah saatnya di panen. Setelah membuat janji dengan pengepul yang akan membeli hasil panen saya, jamur kuping dipetik dan dijual dalam kondisi basah.

Jumlahnya masih dibawah dari panen pertama, tapi sudah lebih baik dari yang ke-2. Masalah hama sudah teratasi akan tetapi karena saya masih memanfaatkan gudang di rumah saya maka sirkulasi udara masih kurang terjaga dengan baik. Idealnya budidaya ini dilakukan di rumah jamur yang terbuat dari kayu atau bambu. Nah sirkulasi udara ini memberikan efek yang cukup signifikan untuk pembentukan tubuh buah dari jamur. Intinya kalo sirkulasi kurang berat hasil panen juga tidak seperti yang diharapkan.

Dari panen kali ini saya mendapat 254 ribu. Total perolehan dari 3 panen yang sudah saya lakukan adalah sebesar 720 ribu. Modal untuk usaha coba-coba ini 800 ribu, sehingga panen bulan depan diharapkan sudah bisa memetik keuntungan.

Sebenarnya dari panen ke-3 ini sudah bisa dipakai dasar perhitungan untuk usaha dengan kapasitas yang lebih besar. Dari perhitungan kasar saya, untuk membuat rumah jamur dengan kapasitas 5000 bag log jamur diperlukan biaya kurang lebih 2 juta, dengan catatan tanah sudah milik sendiri. Untuk 5000 baglog dibutuhkan biaya 7,5 juta. Ditambah biaya lain-lain total modal mencapai 10 juta.

Dengan pendapatan panen sekitar 2 juta/bulan maka dalam 5 bulan sudah bisa balik modal. Anda berminat silahkan di coba....

Selengkapnya...

Jumat, 03 April 2009

Mengenal Jamur Konsumsi

Jamur konsumsi adalah jamur yang tidak berbahaya untuk di konsumsi oleh manusia, malah banyak mengandung protein yang bermanfaat bagi tubuh. Kalau selama ini kita banyak mengenal sisi negatif dari jamur saatnya sekarang kita mengupas sisi positifnya. Bahkan dari jamur bisa menghasilkan uang bagi kita jika kita serius menggeluti budidaya jamur konsumsi.

Mengapa saya berkata demikian, karena sekarang ini kebutuhan akan jamur konsumsi di masyarakat terus meningkat dikarenakan kesadaran masyarakat akan sayuran organik yang semakin baik. Selain itu pasokan jamur di Indonesia masih terbilang kurang sehingga ada peluang bagi kita untuk masuk ke dalamnya sebagai produsen.

Ada 3 jenis jamur konsumsi yang sekarang ini banyak sekali permintaannya di pasaran. Pada kesempatan ini saya mencoba uraikan satu persatu tentang jamur konsumsi.

Jamur Kuping

Mempunyai nama latin Auricularia sp, bentuknya menyerupai kuping manusia sehingga disebutlah sebagai jamur kuping. Jamur jenis ini yang sekarang saya budidayakan. Pada saat panen ukuran dari jamur ini bisa berdiameter sampai 8 cm. Jamur ini sangat mudah untuk di budidayakan di seluruh wilayah indonesia karena dapat hidup pada range suhu yang lebar (16-36 C) tetapi akan tumbuh ideal pada suhu 26-28 C.

Selain suhu faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kelembaban udara. Pada saat pembentukan miselium (benang halus berwarna putih seperti yang ada pada tempe)memerlukan kelembaban udara sekitar 60-75 % dan kadar O2 yang tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan saat ketika kita menumbuhkan tubuh buahnya, jamur jenis ini memerlukan kelembaban udara 80-90 % dengan kadar O2 tinggi.

Jamur ini bisa dipanen setelah umur dari tubuh buahnya mencapai 1 bulan. Bisa dijual dalam kondisi basah maupun kering. Masa panen bisa sampai enam kali dari pengalaman petani di sekitar tempat saya, karena saya sendiri baru mau panen yang ke-3.

Jamur Tiram

Jamur ini dalam bahasa latin disebut pleurotus sp, bentuknya seperti cangkang tiram (bulat melengkung), untuk mudahnya disebut sebagai jamur tiram. Diameternya bisa mencapai 3-15 cm.

Sama seperti jamur kuping, jamur ini juga bisa dibudidayakan di seluruh wilayah indonesia, tidak hanya di dataran tinggi namun di dataran rendah pun juga bisa dibudidayakan.

Pada fase pembentukan miselium jamur tiram membutuhkan suhu ideal 22-28 C dan kelembaban udara 60-80%. Sedangkan pada saat menumbuhkan tubuh buah diperlukan suhu yang lebih rendah 16-22 C dan kelembaban udara 80-90 %. Diperlukan juga sirkulasi udara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan O2

Jamur ini bisa dipanen setiap 4-5 hari sejak pembentukan tubuh buah. Masa panen bisa berlangsung sampai 4 bulan setelahnya. Sayangnya jamur ini tidak bisa bertahan lama sehingga membutuhkan pemasaran yang cepat.

Jamur Merang

Disebut jamur merang karena biasa tumbuh alami pada media merang. Mempunyai nama latin volvariella volvacea. Salah satu nama latin yang masih saya ingat dari SMP sampai sekarang.

Jamur ini berbeda dengan yang sudah disebutkan di atas karena justru akan tumbuh baik pada suhu yang relatif tinggi yaitu 32-38 C. Kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar 80-90% dan kecukupan O2 sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur jenis ini. Sulit kita temuka di daerah pegunungan karena syarat tumbuhnya tidak terpenuhi.

Jamur ini dipanen sebelum mencapai ukuran maksimal, kira-kira sekitar 10 hari setelah bibit ditebarkan. Periode panen mencapai 1 bulanan dengan interval 5-7 hari sekali.

Nah silahkan dipilih sendiri jenis jamur apa yang kira-kira cocok dijadikan sebagai usaha. Kondisi lingkungan sangat berpengaruh sehingga kita harus paham benar dengan kondisi dimana jamur itu nanti akan di tumbuhkan. Sebagai alat bantu mungkin kita bisa menyediakan thermometer dinding dan higrometer akar kita mudah merespon perubahan cuaca yang tiba-tiba.

Selengkapnya...

Sabtu, 21 Maret 2009

500 Baglog Tambahan Datang Hari Ini

Setelah sebelumnya saya membeli 500 baglog dan dari hasil dua kali panen secara itungan ekonomi masih masuk maka saya memutuskan untuk menambah jumlah baglog jamur kuping. Kali ini dari produsen bibit yang berbeda untuk memperoleh perbandingan hasilnya kelak. Butuh kurang lebih 800ribu untuk 500 baglog jamur tambahan nongkrong di tempat budidaya saya. Sepertinya saya semakin cinta saja dengan dunia perjamuran.

Yang masih jadi kendala sekarang adalah pemasaran. Saya ingin memperluas pemasaran saya, kalo bisa siy ke end user langsung biar margin keuntungannya lebih besar. Tapi masih sebatas rencana karena jumlah panen saya juga masih sedikit.

Planning saya selanjutnya adalah menigkatkan jumlah baglog jamur agar panen juga meningkat jumlahnya. Jika penduduk di sekitar saya juga berminat maka saya akan membentuk semacam perkumpulan petani jamur, sehingga kalo hasil panennya digabung jadi lebih banyak. Mungkin continuitas suplay jamur kuping juga akan membantu dalam pemasaran kelak.

Oke mungkin mulai besok saya kan sedikit berbagi tentang ilmu perjamuran disini. Kali aja ada yang berminat... Selengkapnya...

Panen Jamur Kedua Yang Kurang Memuaskan

Setelah kemaren sempat bermasalah dengan hama yang disebut dengan tungau, hari ini saya berhasil melakukan panen jamur yang ke-2. Tapi memang hasilnya kurang memuaskan, karena memang hama yang kemaren memberikan efek yang besar terhadap pertumbuhan jamur saya yang sekarang. Daging buah jamur saya jadi lebih tipis sehingga berat dari panen saya hari ini susut hampir 15 kg.


Mungkin faktor lain juga berperan dalam kegagalan panen ke-2 ini. Budidaya jamur sangat sensitif terhadap suhu, kelembapan udara dan sirkulasi udara. Nah berhubung masih pilot project saya belum memperhatikan aspek tersebut, karena saya hanya memanfaatkan kamar kosong di rumah saya, tanpa ada thermometer dan higrometer yang digunakan untuk memonitor suhu dan kelembapan.

Jamur kuping memerlukan suhu 16-22 C dan kelembapan 80-90% untuk pertumbuhan tubuh buahnya. Kelembapan bisa dijaga dengan melakukan pengabutan air, nah berhubung masih sederhana saya sudah melakukannya secara manual dengan men-spraikan air ke bag log.
Karena tidak ada higrometer maka saya belum bisa memonitor seberapa efektif usaha yang saya lakukan tadi.

Sirkulasi udara juga diperlukan saat jamur mulai menumbuhkan daun buahnya. Karena pada fase ini banyak dibutuhkan oksigen. Nah mungkin faktor inilah yang mungkin kurang saya perhatikan untuk jamur kuping saya. Maklum saya baru dapet bukunya 3 hari yang lalu waktu liburan ke samarinda.

Paling tidak saya mendapatkan pengalaman berharga, bagaimana dengan anda...
Semoga panen ke-3 saya sudah bisa meutupi biaya operasional saya


Selengkapnya...

Mungkin ada yang bisa bantu???Tentang hama di jamur saya

Beberapa hari lalu setelah panen jamur saya yang pertama, saya dapet laporan kalo ada hama di baglog jamur saya. Semacam belatung yang halus yang hidup di buah jamur saya. Saya belum sempat cari tahu apa sebenarnya hama tersebut, kemudian apa yang diserang, yah karena saya begitu sibuk di pabrik 30 hari terakhir.


Saya pernah dengar tentang hama krepes di jamur kuping. Tapi saya juga belum tau seperti apa bentuknya dan apa efeknya. Mungkin ada dari pembaca blog saya yang pernah mengalami hal yang saya alami, bisa sharing informasi disini.
Sekarang ini saya hanya memberinya dengan obat anti hama tersebut. Ada 2 jenis obatnya, cairan yang disemprotkan ke baglog jamur. Kelihatannya cukup efektif, karena hamanya pada mati, tapi sekali lagi saya belum tau, karena semua ditangani kakak saya.
Dengan curhat disini semoga ada yang bisa membantu....

Selengkapnya...

Panen Pertama Bisnis Jamur Kuping

Alhamdulillah tanggal 5 februari kemaren usaha saya di bidang pertanian sudah menuai hasil, Jamur saya sudah genap berusia sebulan dan bisa dipanen, hasilnya cukup lumayan, karena melebihi dari harapan saya.


Sejak saya beli bibitnya, saya masih harus menunggu kurang lebih sebulan sampai baglog jamur tersebut siap di silet untuk menumbuhkan jamur. Setelah tahap itu saya masih harus menunggu satu bulan untuk bisa memanen. Baru satu sisi yang sudah siap ditumbuhkan sehingga dari perhitungan saya panen pertama akan mendapat hasil kira-kira 25 Kg jamur kuping basah, tapi kenyataannya kemaren saya bisa panen 46 Kg. hampir dua kali lipat dari prediksi saya.

Untuk panen kedua nanti mungkin jumlahnya bisa lebih dari sekarang karena dua sisi dari baglog sudah siap ditumbuhi oleh jamur. Semoga demikian dan saya bisa kembali modal lebih cepat. Rencananya saya mau menggunakan hasil dari usaha ini untuk menambah jumlah baglog jamur saya. Saat ini saya baru mempunyai 500. Jumlah yang sangat kecil namun untuk tahap pemula cukup saya rasa.
Sekarang ini saya masih menggunakan gudang di rumah saya untuk tempat budidaya jamur. Kedepannya saya ingin mempunyai sebuah tempat khusus untuk budidaya jamur yang bisa menampung 10.000 baglog jamur. Lengkap dengan alat untuk menjaga kelembaban udaranya.

Anda berminat untuk terjun ke agrobisnis budidaya jamur kuping? Silahkan contct saya, saya bersedia membantu dan sharing pengalaman...

Selengkapnya...

Mulai Belajar dengan Mencoba

Sebenarnya posting kali ini merupakan kelanjutan dari postingan yang berjudul " Belajar dari Petani yang Beromzet 20 Juta/bulan "
Tanggal 3 Desember kemaren pesanan baglog jamur saya sudah selesai dibuatkan, padahal janjinya siy masih tanggal 16 Desember. Usut punya usut ternyata kakak ipar saya pernah mengundang bapak ini (lupa ga nanya namanya kemaren) untuk mengisi penyuluhan di salah satu kelompok tani yang dibinanya. Lumayan dapat VIP service ceritanya niy...


Langsung deh nelpon ke rumah minta kakak ipar saya yang lain yang kebetulan lagi kena program perumahan karyawan (korban krisis global)untuk menyiapkan segala sesuatunya. Untuk tempat sementara pake gudang di rumah saya, karena memang jumlahnya baru 500 baglog, jadi masih bisa lah pake gudang di rumah. Dua tempat untuk menaruh 500 baglog dibuat dari bambu. Jadi total uang yang saya keluarkan untuk belajar bisnis ini sekitar Rp. 800.000, dengan harapan 3 bulan sudah mencapai BEP-nya.
Untuk menjaga kelembaban dari gudang tempat menaruh baglog jamur maka dilakukan sedikit modifikasi untuk menutup semua lubang tempat masuknya cahaya matahari.
Nah sekarang tinggal tunggu saja sampai semua baglog tertutup sama jamurnya baru deh mulai untuk menumbuhkannya.
Dari perkiraan saya panen pertama akan jatuh pada minggu ke-3 bulan januari, semoga berhasil deh...
Selengkapnya...

BELAJAR DARI PETANI DESA YANG MEMPUNYAI OMZET 20 JUTA/BULAN

Biasanya kita selalu mendengar kalo kehidupan petani selalu susah, sudah bisa hidup dengan segala keterbatasan saja sudah sangat beruntung. Tapi sungguh diluar bayangan saya, Jum’at 7 november 2008 kemaren saya bertemu dengan seorang petani jamur yang bisa dikatakan sangat sukses dengan penghasilan yang mencapai 20 juta /bulan. Bagaimana tidak sukses, section manager ditempat saya bekerja saja gajinya tidak sampai segitu (menang keren saja karena punya jabatan yang disebut section manager).

Sebenarnya tidak secara kebetulan saya bertemu beliau, diawali dengan ketertarikan saya akan budidaya jamur kuping, saya diajak kakak saya untuk melihat bagaimana caranya membudidayakan jamur kuping dari mulai membuat bibit sampai panen dan memasarkannya. Sampailah saya dirumah beliau yang orang pasti tidak menyangka kalo yang punya rumah pasti berpenghasilan 20 jutaan. Sangat sederhana dan jauh dari kesan mewah.

Begitu sampai saya langsung disambut dengan senyum oleh pemilik rumah dan langsung diajak untuk melihat langsung pembuatan baglog jamur kuping. Sebuah cara marketing sederhana yang saya yakin tidak diajarkan di bangku kuliah. Dengan dibantu beberapa karyawan dia memproduksi 1200 baglog jamur per hari. Nah bertambah lagi kehebatan beliau, kalo saya baru bisa jadi karyawan alias orang gajian beliau sudah bisa menggaji karyawan.


Dengan berbekal agenda yang sudah saya siapkan dari rumah, saya mulai mencatat apa yang diceritakan oleh beliau. Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut saya adalah “Dulu belajarnya darimana Pak?” Dengan tersenyum beliau bercerita kalo usahanya ini hanya berasal dari informasi mulut ke mulut, beliau aktif di beberapa kelompok tani, sehingga sering bertukar pengalaman dari petani lain. Kemudian dari berbagai sumber informasi tersebut dia memulai usaha ini sejak 4 tahun yang lalu. Dan hasilnya luar biasa.

Beliau sangat welcome dengan segala pertanyaan saya, tidak ada yang disembunyikan dari semua jawabannya mengenai usaha ini, memang benar ilmu harus dibagi kepada siapapun yang mau belajar, dan masalah rejeki sudah ada yang mengatur, jadi buat apa dirahasiakan.

Setelah merasa puas tanya sana-sini, akhirnya saya mencoba memesan 500 baglog bibit jamur kuping. Saya memang sudah berniat lama untuk memulai usaha ini sebelum bertemu dengan beliau. Saya dapat informasi dari kakak saya yang bekerja di dinas pertanian mengenai budidaya jamur ini. Beliau pun menyanggupi dan mengatakan bahwa pesanan saya bisa diambil tanggal 16. Dalam benak saya, baglog tersebut bisa diambil 10 hari lagi. Tapi beliau segera meralat karena ternyata daftar antrinya sudah mencapai jumlah 20 ribu baglog lebih. Dari situ saya jadi tahu kalau omzet bersih beliau mencapai 20 juta/bulan. Karena 1 baglog jamur siap jual dihargai Rp. 1500, belum lagi ditambah hasil dari budidaya jamur yang jumlahnya lebih dari 10 ribu baglog. Banyak deh pokoknya…..

Akhirnya saya pamit dan mengatakan kalo tanggal 16 Desember 2008 kakak saya yang akan mengambil baglognya. Sebelum meninggalkan rumah, beliau masih sempat menginformasikan kalo saya mengalami kesulitan dalam memelihara dan memasarkan hasil panen, beliau bersedia membantu. Wah mungkin angka 20 juta diatas masih perlu dihitung ulang niy…, karena beliau juga berbisnis sebagai pengepul.

Dengan optimisme tinggi saya pulang. Saya baru saja mendapatkan kuliah yang harus diambil di dua jurusan sekaligus. Ga kebayang kan berapa uang yang harus dikeluarkan dan waktu yang terpakai. Tapi cukup 2 jam saja kuliah tersebut disampaikan oleh Guru Besar yang menyelesaikan kuliahnya di universitas alam dan silaturahmi. Ya alamlah sumber ilmunya dan silaturahmilah yang menjadi metode belajarnya.

Mungkin setahun lagi saya harus membuat bagian kedua dari postingan ini, menceritakan mimpi saya yang sudah saya coba untuk wujudkan dari sekarang dan terbangun di alam sadar kesuksesan. Amien….
Selengkapnya...

Selamat Datang di Jamur-Kita.blogspot.com

Blog ini saya khususkan untuk menyalurkan hobi baru saya di bidang agrobisnis. Hobi yang bisa mendatangkan hasil buat saya yaitu budidaya jamur kuping. Sudah dua bulan ini saya mencobanya dan beberapa pengalamannya sudah saya tulis di blog saya yang pertama http://wishtobehero.blogspot.com. Nah untuk lebih berkonsentrasi pada bisnis budidaya jamur saja maka saya berinisiatif memindahkannya kesini. Harapan saya dengan blog khusus ini saya mudah membuat networking dengan orang-orang yang berkompeten di bidang ini.
Jujur saya sekarang ini saya masih terbentur pada permasalahan pemasaran. Hasil panen saya masih dihargai sangat rendah oleh pengepul padahal di tingkat end user harga jamur kuping jauh lebih tinggi. Semoga blog ini bisa memangkas jalur pemasaran atau paling tidak saya bisa menemukan pembeli yang bisa mengangkat harga jual jamur kuping saya.
Tertrik menjalin kerjasama dengan saya silahkan tinggalkan pesan di blog ini Selengkapnya...

 

Home Design Idea | Home Furniture | Gadget News | Daily Architecture | Buy Cheap Tablet