Jumat, 26 Februari 2010

Hama Pada Jamur Kuping

Kehadiran hama pada budidaya jamur kuping tidak bisa dihindari. Hal ini disebabkan oleh aroma media tanam (baglog) dari jamur kuping yang khas sehingga menarik perhatian dari hewan (hama) di sekitar kumbung. Meskipun kumbung sudah di desain serapat mungkin toh masuknya hewan ini bisa terjadi saat kita keluar masuk ke kumbung. Oleh karena itu kita harus mengenali beberapa jenis hama bagi jamur kuping yang sering ditemui.

1. Lalat
Spesies lalat yang kerap menjadi hama adalah Sciarid, phorids, dan cecids. Lalat meletakkan telurnya di dalam baglog jamur kuping. Setelah menetas, larva lalat akan merusak miselium dan jamur dewasa. Efeknya jamur akan menjadi keriput dan batangnya berlubang. Selain itu lalat juga merupakan inang pembawa hama lain yaitu tungau (mite) pada perutnya.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan selalu mengontrol keadaan kumbung. Jika ditemukan adanya lubang yang berpotensi sebagai tempat masuknya lalat, segera tutup atau diganti dengan yang baru. Bersihkan juga sisa-sisa media tanam yang tercecer saat melakukan pemanenan agar tidak ada telur atau larva lalat yang tertinggal.

Pengendalian hama ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Dichloros dengan dosis 90 ml/L air yang bisa disemprotkan ke 140 m3 media tanam.

2. Tungau
Tungau (mite) adalah serangga kecil lunak berwarna cokelat transparan dengan ukuran 0.18 s/d 0.5 mm. Tungau lebih dikenal dengan sebutan krepes di kalangan petani karena jika di pencet akan menimbulkan bunyi "kemletes". Tungau akan mengerumuni tubuh buah jamur dan mengakibatkan jamur menjadi rusak.

Karena tungau ini dibawa oleh lalat, maka pencegahannya sama dengan pencegahan kehadiran lalat. Pengendalian hama ini dilakukan dengan menyemprotkan metil bromida dengan dosis sesuai anjuran dalam kemasannya. Pengalaman pribadi saya menggunakan merk dagang Talstar untuk membasmi Tungau ini.

3. Rayap
Serangga ini masuk ke dalam kumbung melalui permukaan tanah. Di dalam kumbung rayap akan memakan kayu, bambu, media tanam (baglog) dan tentu saja miselium jamur kuping. Oleh karena itu sebelum membangun kumbung harus dilakukan pengamatan secara teliti. Usahakan tidak membangun kumbung di atas rumah rayap. Pengendalian rayap dilakuakan dengan menyemprotkan insektisida khusus rayap, seperti Fenvarelate, Cypermethrin, Permethrin atau Chloorpyrifos dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.

4. Laba-laba
Laba-laba memakan miselium dan tubuh buah jamur. Di dalam kumbung jamur kuping dan jamur tiram, laba-laba biasanya bersembunyi diantara susunan baglog. Selain menjadi hama, laba-laba juga menjadi inang jamur saprofit dan parasit.

Untuk mencegah kehadiran laba-laba, taburkan serbuk kapur di permukaan lantai kumbung. Jika terlihat ada sarangnya, cepat dibersihkan. Pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif dicofol, seperti kalthane atau malathion dengan dosis sesuai anjuran pada kemasannya.

5. Cacing
Cacing yang menjadi hama dalam budidaya jamur kuping adalah spesies Napropogus Nematodes dan Mychopogus nematodes. Cacing yang panjangnya hanya beberapa mm saja ini memakan miselium jamur sehingga tidak bisa tumbuh menjadi jamur. Hama ini berkembang dengan sangat cepat, dalam seminggu populasinya bisa meningkat sampai 100 kali lipat.

Pencegahan masuknya cacing ini dilakukan dengan memastikan sterilisasi media tanam berlangsung secara sempurna sehingga semua telur cacing mati. Sementara itu pengendaliannya dilakukan dengan menaburkan Furagan G dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.

Dari pengalaman saya pribadi, beberapa hama diatas pernah menyerang kumbung jamur kuping saya. Antara lain tungau atau krepes, cacing dan rayap serta semacam siput tanpa cangkang. Akan tetapi hama siput ini saya belum dapat informasi yang jelas. Untuk penangulangannya pun saya lakukan dengan manual mengambil satu per satu. Serangan yang paling ganas adalah tungau atau krepes dan sampai sekarang masih menjadi momok bagi petani jamur. Selalu cek kondisi baglog satu per satu agar jika ada hama segera bisa dideteksi. Sampai saat ini itu merupakan tips paling jitu untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua

Sumber : Buku " Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram, & Jamur Merang) oleh H. Parjimo & Drs. Agus Andoko, Penerbit AgroMedia Pustaka


Selengkapnya...

Senin, 15 Februari 2010

Budidaya Jamur Kuping 10.000 Baglog Siap Dimulai

Akhirnya setelah sempat tertunda beberapa bulan lamanya, saya berhasil menggenapi kekurangan 2500 baglog jamur kuping. Pepatah ada uang ada barang nampaknya tidak berlaku disini, karena baglog jamur kuping menjadi langka dan antrian pembelian pun sangat panjang. Bayangkan dari pesan sampai baglog tertata di kumbung minimal memerlukan waktu 2 bulan. Itupun untuk kondisi baglog yang baru secara tipis-tipis ditumbuhi miselium di salah satu ujungnya.

Ini menjadikan pengalaman bagi saya untuk bagaimana ke depannya secara lebih cermat menjadwalkan pemesanan baglog. Jika tidak maka kumbung akan menganggur selama beberapa bulan tanpa menghasilkan apa-apa. Kerugian akan semakin bertambah jika tanah tempat berdirinya kumbung merupakan tanah sewaan seperti pengalaman saya sekarang.

Alhamdulillah sisa 2500 baglog jamur kuping ini maju satu bulan dari prediksi awal Maret 2010 menjadi awal Februari 2010. Sebenarnya tidak hanya 2500 baglog yang saya pesan. Saya putuskan juga untuk mengganti 2500 baglog jamur kuping saya yang sudah 5 kali saya panen. Berdasarkan perhitungan ekonomi, lebih menguntungkan jika saya mengganti baglog baru daripada mempertahankan baglog yang lama. Jumlahnya pun saya tambah menjadi 3000 baglog. Hal ini untuk memaksimalkan kapasitas kumbung yang masih bisa menampung tambahan 500 baglog.

Setelah kumbung dikosongkan dan dibersihkan maka selanjutnya adalah dilakukan sterilisasi dengan menggunakan formalin. Tujuannya agar kondisi kumbung terbebas dari sisa-sisa mikroorganisme yang bisa menjadi hama pada pertumbuhan jamur kuping nantinya. Maklum kondisi yang selalu lembab rentan sekali terhadap hama.

Kembali ke judul, rencananya hari Sabtu 20 Februari 2010 ini dilakukan penyobekan 7500 baglog yang sudah datang lebih dulu. Karena memang sudah seluruh permukaan baglog ditumbuhi miselium. Menurut perkiraan 2500 baglog sisanya sudah bisa di sobek ketika panen jamur kuping yang pertama dilakukan, sehingga periode kedua nanti sudah 10.000 baglog yang siap tumbuh.

Informasi harga sedikit mengalami kenaikkan sepertinya, Yah semoga saja demikian. Dengan harga lebih tinggi maka balik modal nya pun juga cepat. Dan jika lancar maka keuntungan dalam satu periode budidayanya pun akan jauh lebih tinggi.

Sedikit memberikan penawaran bantuan ke teman-teman pembaca, jika mengalami kesulitan dalam memperoleh baglog jamur kuping bisa kontak saya via email. Akan saya bantu memberikan no hape dari penyedia baglog yang cukup mumpuni. Tawaran ini gratis karena memang saya hanya mau share saja.

Oh iya jika ada yang merasa berbeda dari tampilan blog ini berarti Anda sangat perhatian. Mohon maaf jika ada yang sedikit menggangu dari tampilannya, tapi dengan lokal adsense saya harapkan ada pemasukkan tambahan dari blog ini. Dan pada akhirnya akan mendukung blog ini bertahan

Terima kasih kunjungannya.
Selengkapnya...

Kamis, 04 Februari 2010

Panen Jamur Kuping Ke-5 dari Kumbung Kapasitas 2500

Tanggal 2 Februari 2010 ini saya melakukan panen jamur kuping untuk yang ke-5 kalinya. Sesuai dengan postingan sebelumnya, bahwa saya akan memanen jamur kuping ini sebelum umurnya 1 bulan. Target yang sudah dicanangkan sebesar 100 kg kembali tidak tercapai. Dan menjawab pertanyaan saya mengenai apakah benar untuk panen ke-4 s/d k3-6 akan bagus jika dipanen kurang dari 1 bulan. Ternyata tidak demikian adanya.

Sampai dengan panen kelima ini saya sudah memperoleh keuntungan bersih Rp. 415.500. Keuntungan ini sudah dikurangi dengan bagi hasil bagi pengelola kumbung yang kebetulan kakak saya dan juga untuk biaya penyusutan kumbung sebesar Rp. 200.000.

Dari sini saya belajar bahwa untuk usaha skala komersil, maka dibutuhkan minimal kapasitas kumbung 10.000 baglog dan dengan sistem membayar pegawai bukan bagi hasil. Memang sistem bagi hasil ini lebih menguntungkan jika dalam skala kecil, artinya modal yang kita keluarkan akan lebih cepat kembali. Dalam contoh kumbung kapasitas 2500 baglog ini satu kali periode budidaya saya memperoleh keuntungan bersih sebesar 10,72 %. Untuk kondisi harga jamur kuping yang selalu rendah untuk periode budidaya kali ini (Rp. 5000/kg) maka hasil tersebut cukup memuaskan.

Pemesanan baglog yang baru akan dikirim pada awal maret ini sebanyak 3000 baglog. Sengaja saya tingkatkan kapasitasnya untuk mendongkrak keuntungan periode budidaya berikutnya. Sambil menunggu saya masih menumbuhkan sisa-sisa baglog yang masih ada. Memang tanpa target karena secara hitungan ekonomi lebih bagus kalau saya mengganti dengan baglog yang baru. Hasilnya nanti akan ditambahkan untuk biaya penyusutan kumbung.

Selengkapnya...

 

Home Design Idea | Home Furniture | Gadget News | Daily Architecture | Buy Cheap Tablet