Sabtu, 21 Maret 2009

BELAJAR DARI PETANI DESA YANG MEMPUNYAI OMZET 20 JUTA/BULAN

Biasanya kita selalu mendengar kalo kehidupan petani selalu susah, sudah bisa hidup dengan segala keterbatasan saja sudah sangat beruntung. Tapi sungguh diluar bayangan saya, Jum’at 7 november 2008 kemaren saya bertemu dengan seorang petani jamur yang bisa dikatakan sangat sukses dengan penghasilan yang mencapai 20 juta /bulan. Bagaimana tidak sukses, section manager ditempat saya bekerja saja gajinya tidak sampai segitu (menang keren saja karena punya jabatan yang disebut section manager).

Sebenarnya tidak secara kebetulan saya bertemu beliau, diawali dengan ketertarikan saya akan budidaya jamur kuping, saya diajak kakak saya untuk melihat bagaimana caranya membudidayakan jamur kuping dari mulai membuat bibit sampai panen dan memasarkannya. Sampailah saya dirumah beliau yang orang pasti tidak menyangka kalo yang punya rumah pasti berpenghasilan 20 jutaan. Sangat sederhana dan jauh dari kesan mewah.

Begitu sampai saya langsung disambut dengan senyum oleh pemilik rumah dan langsung diajak untuk melihat langsung pembuatan baglog jamur kuping. Sebuah cara marketing sederhana yang saya yakin tidak diajarkan di bangku kuliah. Dengan dibantu beberapa karyawan dia memproduksi 1200 baglog jamur per hari. Nah bertambah lagi kehebatan beliau, kalo saya baru bisa jadi karyawan alias orang gajian beliau sudah bisa menggaji karyawan.


Dengan berbekal agenda yang sudah saya siapkan dari rumah, saya mulai mencatat apa yang diceritakan oleh beliau. Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut saya adalah “Dulu belajarnya darimana Pak?” Dengan tersenyum beliau bercerita kalo usahanya ini hanya berasal dari informasi mulut ke mulut, beliau aktif di beberapa kelompok tani, sehingga sering bertukar pengalaman dari petani lain. Kemudian dari berbagai sumber informasi tersebut dia memulai usaha ini sejak 4 tahun yang lalu. Dan hasilnya luar biasa.

Beliau sangat welcome dengan segala pertanyaan saya, tidak ada yang disembunyikan dari semua jawabannya mengenai usaha ini, memang benar ilmu harus dibagi kepada siapapun yang mau belajar, dan masalah rejeki sudah ada yang mengatur, jadi buat apa dirahasiakan.

Setelah merasa puas tanya sana-sini, akhirnya saya mencoba memesan 500 baglog bibit jamur kuping. Saya memang sudah berniat lama untuk memulai usaha ini sebelum bertemu dengan beliau. Saya dapat informasi dari kakak saya yang bekerja di dinas pertanian mengenai budidaya jamur ini. Beliau pun menyanggupi dan mengatakan bahwa pesanan saya bisa diambil tanggal 16. Dalam benak saya, baglog tersebut bisa diambil 10 hari lagi. Tapi beliau segera meralat karena ternyata daftar antrinya sudah mencapai jumlah 20 ribu baglog lebih. Dari situ saya jadi tahu kalau omzet bersih beliau mencapai 20 juta/bulan. Karena 1 baglog jamur siap jual dihargai Rp. 1500, belum lagi ditambah hasil dari budidaya jamur yang jumlahnya lebih dari 10 ribu baglog. Banyak deh pokoknya…..

Akhirnya saya pamit dan mengatakan kalo tanggal 16 Desember 2008 kakak saya yang akan mengambil baglognya. Sebelum meninggalkan rumah, beliau masih sempat menginformasikan kalo saya mengalami kesulitan dalam memelihara dan memasarkan hasil panen, beliau bersedia membantu. Wah mungkin angka 20 juta diatas masih perlu dihitung ulang niy…, karena beliau juga berbisnis sebagai pengepul.

Dengan optimisme tinggi saya pulang. Saya baru saja mendapatkan kuliah yang harus diambil di dua jurusan sekaligus. Ga kebayang kan berapa uang yang harus dikeluarkan dan waktu yang terpakai. Tapi cukup 2 jam saja kuliah tersebut disampaikan oleh Guru Besar yang menyelesaikan kuliahnya di universitas alam dan silaturahmi. Ya alamlah sumber ilmunya dan silaturahmilah yang menjadi metode belajarnya.

Mungkin setahun lagi saya harus membuat bagian kedua dari postingan ini, menceritakan mimpi saya yang sudah saya coba untuk wujudkan dari sekarang dan terbangun di alam sadar kesuksesan. Amien….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Home Design Idea | Home Furniture | Gadget News | Daily Architecture | Buy Cheap Tablet