Awalnya saya tidak tertarik untuk budidaya jamur tiram. Faktor utama ketidak tertarikan saya adalah saya belum punya pasar sedangkan jamur tiram ini tidak bisa dikeringkan dan hanya tahan selama 1 hari saja. Jika lebih dari itu sudah kelihatan rusak dan tentu saja tidak laku dijual.
Namun ketika kakak saya yang lain menawarkan bahwa dirinya punya pasar yang bisa menyerap hasil panen, maka saya pun mencoba untuk budidaya jamur tiram. Pesanan 2000 baglog jamur tiram kepada produsen pun saya ajukan. Tapi masih dengan strategi yang sama, pesanan saya pecah menjadi 2 produsen. Tapi ini untuk mendukung budidaya jamur kuping saja, karena hasil panen jamur tiram tidak diambil oleh penyuplai baglog.
Awal bulan Desember 2009 pesanan 1000 baglog datang, masih dalam kondisi miselium yang baru sedikit. Setelah satu bulan miselium sudah penuh tumbuh di seluruh baglog. Bahkan akhir minggu pertama bulan Januari 2010 ini, jamur tiram saya sudah banyak yang tumbuh dari bagian ring/cincin baglognya. Akhirnya diputuskan untuk menyobek baglog yang lainnya.
Tanggal 7 Januari 2010 merupakan panen pertama, hasilnya baru 8 Kg jamur tiram. Sebagai informasi bagi yang belum tahu, jamur tiram ini bisa di panen tiap hari. Tidak seperti jamur kuping yang harus menunggu satu bulan untuk panen. Nah ini dia yang harus dicermati sebelum memutuskan untuk membudidayakan Jamur Tiram. Kemampuan pasar menyerap hasil panen tiap hari merupakan suatu keharusan untuk lancarnya usaha ini.
Panen selama tujuh hari pertama cukup menggembirakan, total sudah 109 kg. Untuk balik modal diperlukan 250 kg saja dengan harga jual per Kg nya Rp.6000;. Belum ada sebulan tapi modal saya sudah hampir balik setengahnya, sungguh ini melebihi ekspektasi saya.
Rencana ke depan saya akan mencari tambahan pasar yang siap menyerap hasil panen. Bergantung pada satu orang saja sungguh sangat beresiko. Selanjutnya karena jamur tiram ini tidak tahan lama, saya harus memikirkan usaha turunan agar hasil panen jamur tiram ini bisa menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi dan tahan lama, sehingga bisa dipasarkan sampai jauh tanpa takut rusak.
Sambil menunggu 1000 baglog berikutnya, saya terus mempelajari lebih dalam mengenai jamur tiram ini. Dan tentu saja sangat menikmati pengalaman baru ini.
Selengkapnya...
Rabu, 13 Januari 2010
Mencoba Budidaya Jamur Tiram
Perkembangan Kumbung Jamur Kuping Kapasitas 10.000 Baglog
Awal Desember 2009 ini pesanan baglog jamur kuping saya sudah datang sebagian. Karena kumbung sudah jadi lama dan sudah dilakukan sterilisasi sebelumnya maka baglog bisa langsung ditata. Sejumlah 7500 baglog yang sudah datang memang belum ditumbuhi banyak miselium, baru terlihat samar-samar di leher baglog.
Sedikit bercerita kenapa yang datang baru 7500 baglog tidak langsung 10.000 sesuai pesanan saya. Saya sengaja memecah pesanan saya untuk menambah pemasaran hasil panenya kelak. Masing-masing produsen baglog memberikan layanan untuk menerima hasil panen kita, jadi semakin banyak yang mau menerima hasil panen kita akan semakin bagus. Apalagi yang baru datang ini saya ambil dari luar kota, sehingga sedikit beresiko jika ternyata pada hari yang dijanjikan pengepul tidak datang, padahal sudah terlanjur di panen.
Memang sih masih bisa dikeringkan, tapi ini butuh proses lebih lanjut dan sekarang ini harga jamur kuping kering masih jatuh. Bisa-bisa malah rugi jika dijual kering. Untuk 2500 baglog yang lain saya pesan di produsen baglog dekat rumah saya. Ternyata ada yang produksi juga, jadi ya sekalian memajukan ekonomi kerakyatan di sekitar rumah, hehehehehe kayak Sri Mulyani saja ngomongnya.
Rencananya akhir bulan ini, Januari 2010, sisa 2500 baglog yang saya pesan datang dan sudah dalam kondisi ditumbuhi miselium full. Karena produsen kedua ini hanya mau menjual baglog yang sudah cukup panjang miseliumnya. Alasannya sih simpel, beliau tidak mau repot dengan baglog yang gagal yang sebenarnya diakibatkan oleh kesalahan pemilik dalam menumbuhkan miseliumnya. Saya sih setuju-setuju saja yang penting jika masih gagal masih tetap diganti sebagai garansinya.
Sementara itu dulu yang bisa dishare mengenai perkembangan kumbung jamur kapasitas 10.000 baglog. Terima kasih yang telah menyimak sejak dari awal, yang sudah mengirimkan email dan yang sudah chat di YM. Mohon maaf belum semuanya bisa terbalas karena kesibukan saya di tempat kerja dan semoga Anda mau bersabar.
Selengkapnya...
Panen Jamur Kuping Ke-4 dari Kumbung 2500 Baglog
Alhamdulillah saya sudah berhasil melakukan panen jamur kuping yang ke-4, meskipun jauh dari yang diharapkan. Kalau Anda membaca postingan sebelumnya saya memasang target sebesar 200 kg jamur kuping basah untuk panen ke-4, namun hasil yang didapatkan hanya sebesar 134 Kg.
Saya belum tahu pasti penyebab pastinya kenapa bisa turun sampai setengahnya. Yang pasti bukan karena serangan hama, seperti sebelumnya. Informasi yang saya dapatkan memang panen kali ini jamur kupingnya lebih tipis dari sebelumnya. Wajar sih karena memang nutrisi didalam baglog yang sudah mulai berkurang drastis. Ini terlihat jelas dari kondisi baglog yang sudah menyusut (kisut-red).
Harga jual dari hasil panen kali ini juga belum beranjak dari angka 5 ribu per kg nya. Saya dapat informasi dari pengepul bahwa untuk panen ke-4 sampai dengan ke-6 jangan menunggu sampai sebulan karena hasilnya kurang begitu bagus. So informasi ini patut dicoba untuk panen berikutnya, meskipun saya harus mengatur ulang jadwal pemesanan baglog berikutnya.
Dari total 4 kali panen tersebut Alhamdulillah saya sudah menagguk keuntungan yang cukup lumayan. Lebih dari 20% dari modal pembelian baglog. Untuk jangka waktu 5 bulan hasil tersbut sudah jauh lebih baik daripada modal kita parkir di bank.
Untuk panen ke-5 target yang saya tetapkan hanya sebesar 100 kg saja. Mengingat target ke-4 yang meleset jauh menurut saya target 100 kg sudah cukup realistis. Semoga panen ke-5 lebih menggembirakan.
Selengkapnya...