Rabu, 29 April 2009

Ekspansi Usaha Jamur Kuping

Setelah mempunyai 1000 baglog dan merasa cocok dengan usaha ini, maka saya putuskan untuk melakukan ekspansi. Rencananya saya akan memanfaatkan lahan kosong di belakang rumah saya untuk membuat kumbung.

Butuh kurang lebih dana sebesar 8 juta untuk membuat kumbung ukuran 6 x 12 m serta membeli 2500 baglog tambahan. Berhubung dana lagi tipis maka saya berniat melakukannya secara bertahap.

Saya berani memperbesar skala usaha jamur ini karena saya sudah mendapat channel untuk memasarkan panen jamur (kering) saya dengan harga yang lebih tinggi di daerah sukoharjo.

Selisih harganya yang diberikan cukup lumayan, jadi ini sedikit membantu saya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Selain itu saya juga mempunyai 2 cadangan pembeli, meskipun harganya lebih murah akan tetapi menjamin panen saya laku untuk dijual dan tidak membusuk karena terlalu lama tidak laku.

Modal saya yang pertama mungkin sudah akan kembali dan sedikit untung malah jika panen ke-4 bulan depan berhasil. Yah... lumayan untuk tambahan menutupi kebutuhan dana yang cukup besar.

Dari hitungan kasar ekonomi, dengan modal di atas saya akan mencapai BEP dalam waktu 10 bulan, tentu saja dengan asumsi harga jamur dan jumlah panen selama 10 bulan tersebut stabil.

Rencana ke depan saya akan menjadi pengepul untuk membeli jamur basah dari petani setempat, kemudian menjualnya dalam bentuk kering. Margin yang didapat bisa mencapai 5000/kg jamur kering

Selengkapnya...

Kamis, 23 April 2009

Urgently Required...

Saya baru merasakan betapa sulitnya menjadi petani yang tidak mempunyai network untuk menjual hasil panennya. Ya tergantung pada satu orang tengkulak kembali lagi ke jaman monopoli VOC. Tidak mempunyai pilihan daripada hasil panennya tidak laku.


Salah satu jalannya harus keluar dari sistem ini dan menjalin networking. Networking seperti apa? Networking yang dibangun atas dasar saling menguntungkan, sehingga membawa kita keluar dari masalah di atas.

Tidak mudah tapi harus tetap diusahakan, kalo mau berada pada kondisi yang lebih baik.
Sekarang ini saya butuh sekali mitra yang mau membeli hasil panen saya dengan harga yang lebih layak. Kemitraan yang saya janjikan adalah kualitas dan suplai yang kontinyu.

Bagi pembaca yang berminat untuk melakukan kerjasama dengan saya, bersedia menampung hasil panen saya, silahkan meninggalkan kontak dan komentar di blog ini
Selengkapnya...

Rabu, 08 April 2009

41 KG hasil dari panen ke-3

Sehari menjelang pemilu legislatif saya melakukan panen jamur kuping saya yang ke-3. Bukan di pas-pasin tapi memang sudah saatnya di panen. Setelah membuat janji dengan pengepul yang akan membeli hasil panen saya, jamur kuping dipetik dan dijual dalam kondisi basah.

Jumlahnya masih dibawah dari panen pertama, tapi sudah lebih baik dari yang ke-2. Masalah hama sudah teratasi akan tetapi karena saya masih memanfaatkan gudang di rumah saya maka sirkulasi udara masih kurang terjaga dengan baik. Idealnya budidaya ini dilakukan di rumah jamur yang terbuat dari kayu atau bambu. Nah sirkulasi udara ini memberikan efek yang cukup signifikan untuk pembentukan tubuh buah dari jamur. Intinya kalo sirkulasi kurang berat hasil panen juga tidak seperti yang diharapkan.

Dari panen kali ini saya mendapat 254 ribu. Total perolehan dari 3 panen yang sudah saya lakukan adalah sebesar 720 ribu. Modal untuk usaha coba-coba ini 800 ribu, sehingga panen bulan depan diharapkan sudah bisa memetik keuntungan.

Sebenarnya dari panen ke-3 ini sudah bisa dipakai dasar perhitungan untuk usaha dengan kapasitas yang lebih besar. Dari perhitungan kasar saya, untuk membuat rumah jamur dengan kapasitas 5000 bag log jamur diperlukan biaya kurang lebih 2 juta, dengan catatan tanah sudah milik sendiri. Untuk 5000 baglog dibutuhkan biaya 7,5 juta. Ditambah biaya lain-lain total modal mencapai 10 juta.

Dengan pendapatan panen sekitar 2 juta/bulan maka dalam 5 bulan sudah bisa balik modal. Anda berminat silahkan di coba....

Selengkapnya...

Jumat, 03 April 2009

Mengenal Jamur Konsumsi

Jamur konsumsi adalah jamur yang tidak berbahaya untuk di konsumsi oleh manusia, malah banyak mengandung protein yang bermanfaat bagi tubuh. Kalau selama ini kita banyak mengenal sisi negatif dari jamur saatnya sekarang kita mengupas sisi positifnya. Bahkan dari jamur bisa menghasilkan uang bagi kita jika kita serius menggeluti budidaya jamur konsumsi.

Mengapa saya berkata demikian, karena sekarang ini kebutuhan akan jamur konsumsi di masyarakat terus meningkat dikarenakan kesadaran masyarakat akan sayuran organik yang semakin baik. Selain itu pasokan jamur di Indonesia masih terbilang kurang sehingga ada peluang bagi kita untuk masuk ke dalamnya sebagai produsen.

Ada 3 jenis jamur konsumsi yang sekarang ini banyak sekali permintaannya di pasaran. Pada kesempatan ini saya mencoba uraikan satu persatu tentang jamur konsumsi.

Jamur Kuping

Mempunyai nama latin Auricularia sp, bentuknya menyerupai kuping manusia sehingga disebutlah sebagai jamur kuping. Jamur jenis ini yang sekarang saya budidayakan. Pada saat panen ukuran dari jamur ini bisa berdiameter sampai 8 cm. Jamur ini sangat mudah untuk di budidayakan di seluruh wilayah indonesia karena dapat hidup pada range suhu yang lebar (16-36 C) tetapi akan tumbuh ideal pada suhu 26-28 C.

Selain suhu faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kelembaban udara. Pada saat pembentukan miselium (benang halus berwarna putih seperti yang ada pada tempe)memerlukan kelembaban udara sekitar 60-75 % dan kadar O2 yang tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan saat ketika kita menumbuhkan tubuh buahnya, jamur jenis ini memerlukan kelembaban udara 80-90 % dengan kadar O2 tinggi.

Jamur ini bisa dipanen setelah umur dari tubuh buahnya mencapai 1 bulan. Bisa dijual dalam kondisi basah maupun kering. Masa panen bisa sampai enam kali dari pengalaman petani di sekitar tempat saya, karena saya sendiri baru mau panen yang ke-3.

Jamur Tiram

Jamur ini dalam bahasa latin disebut pleurotus sp, bentuknya seperti cangkang tiram (bulat melengkung), untuk mudahnya disebut sebagai jamur tiram. Diameternya bisa mencapai 3-15 cm.

Sama seperti jamur kuping, jamur ini juga bisa dibudidayakan di seluruh wilayah indonesia, tidak hanya di dataran tinggi namun di dataran rendah pun juga bisa dibudidayakan.

Pada fase pembentukan miselium jamur tiram membutuhkan suhu ideal 22-28 C dan kelembaban udara 60-80%. Sedangkan pada saat menumbuhkan tubuh buah diperlukan suhu yang lebih rendah 16-22 C dan kelembaban udara 80-90 %. Diperlukan juga sirkulasi udara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan O2

Jamur ini bisa dipanen setiap 4-5 hari sejak pembentukan tubuh buah. Masa panen bisa berlangsung sampai 4 bulan setelahnya. Sayangnya jamur ini tidak bisa bertahan lama sehingga membutuhkan pemasaran yang cepat.

Jamur Merang

Disebut jamur merang karena biasa tumbuh alami pada media merang. Mempunyai nama latin volvariella volvacea. Salah satu nama latin yang masih saya ingat dari SMP sampai sekarang.

Jamur ini berbeda dengan yang sudah disebutkan di atas karena justru akan tumbuh baik pada suhu yang relatif tinggi yaitu 32-38 C. Kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar 80-90% dan kecukupan O2 sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur jenis ini. Sulit kita temuka di daerah pegunungan karena syarat tumbuhnya tidak terpenuhi.

Jamur ini dipanen sebelum mencapai ukuran maksimal, kira-kira sekitar 10 hari setelah bibit ditebarkan. Periode panen mencapai 1 bulanan dengan interval 5-7 hari sekali.

Nah silahkan dipilih sendiri jenis jamur apa yang kira-kira cocok dijadikan sebagai usaha. Kondisi lingkungan sangat berpengaruh sehingga kita harus paham benar dengan kondisi dimana jamur itu nanti akan di tumbuhkan. Sebagai alat bantu mungkin kita bisa menyediakan thermometer dinding dan higrometer akar kita mudah merespon perubahan cuaca yang tiba-tiba.

Selengkapnya...

 

Home Design Idea | Home Furniture | Gadget News | Daily Architecture | Buy Cheap Tablet